Seorang mukmin rejekinya tak terduga-duga lalu bagaimana dengan mukmin yang menjadi karyawan atau pegawai yang gaji atau upahnya tetap?
Maka definisi rejeki tidaklah sesempit itu, ilmu, kebahagiaan, wawasan, saudara-jaringan itu juga rejeki*closed
Apakah untuk sejahtera dan menjadi negara yang besar perlu maju IPTEK-nya?
Maka apalah artinya teknologi berkembang pesat jika aqidahnya rusak (baca:kedzaliman terbesar), sejarah berbicara imperium besar saat itu Romawi dan Persia kalah oleh pasukan kaum muslimin yang jumlahnya sedikit juga teknologi yang tertinggal namun mereka memiliki pemahaman tentang akidah yang kokoh.*closed
::::Maafkan saya tak lengkap membahas masalah ini, namun ini lebih baik daripada tidak segera dipublis(dicatat/ketik) karena akan segera lupa::::